Nama lengkap Nabi Ibrahim A.S adalah Ibrahim bin Tarikh(250) bin Nahur(148) bin Sarugh(230) bin Raghu(239) bin Faligh(439) bin Abir (464) bin Shalih(433) bin Arfakhsyadz(438) bin Saam (600) bin Nuh A.S. Beliau adalah keturunan Nabi Nuh a.s. Ibrahim dilahirkan di negeri Babilon. Kemudian, Ibrahim dan keluarganya berpindah dan menetap di Hirran yang terletak di wilayah Caledonia. Pada zaman itu, semua orang di muka bumi ini kafir kecuali Ibrahim A.S, isterinya Sarah, dan keponakannya yaitu Nabi Luth A.S
Orang-orang pada zaman itu menyembah tujuh bintang, dan orang-orang yang membangun kota Damaskus dulu juga memeluk agama itu. Mereka berkiblat ke kutub selatan. Oleh karena itu, setiap pintu dari tujuh pintu kuno Damaskus memiliki gambar yang melambangkan ketujuh bintang. Dan untuk ketujuh bintang itu mereka juga mengadakan hari raya dan juga kurban. Demikian itulah penduduk Carrhae menyembah bintang dan berhala.
Semenjak kecil, keimanan Nabi Ibrahim telah terpelihara. Ibrahim A.S tidak mempercayai berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya. Bagi Ibrahim, berhala-berhala tersebut hanyalah patung yang tidak berakal, tidak dapat melihat, mendengar atau berkata-kata. Berhala-berhala itu adalah ciptaan manusia dan tidak mampu menolong orang-orang yang menyembahnya.
Ibrahim A.S sentiasa berfikir dan mencari-cari Tuhan yang sebenarnya. Ibrahim selalu memperhatikan kejadian alam seperti matahari, bulan dan bintang didalam usahanya mencari Tuhan. Allah berfirman di dalam Al-Quran, “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku.” Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar,” maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”(6:75-78)
Selepas mendapat hidayah daripada Allah, Nabi Ibrahim semakin yakin dengan keimanannya. Ibrahim A.S mula menyampaikan dakwah kepada kaumnya. Nabi Ibrahim dengan terang-terangan akan menghina berhala-berhala di depan kaumnya. Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim bersumpah di dalam hatinya, “Demi Allah! Aku akan bertindak (menghancurkan) berhala-berhala kamu sepeninggalan kamu nanti.”(21:57).
Kaum Nabi Ibrahim mempunyai satu hari perayaan di mana pada hari tersebut mereka akan pergi ramai-ramai berkumpul di tengah kota. Nabi Ibrahim telah merancang untuk memusnahkan berhala kaumnya ketika semua orang telah pergi ke tempat perayaan tersebut. Pada saat itu, ayah Nabi Ibrahim mengajaknya untuk mengikuti acara tersebut, Ibrahim menolak dan mengatakan bahawa beliau sedang sakit.
Setelah semua orang meninggalkan rumah mereka, Ibrahim telah menyelinap keluar dan menuju ke tempat penyembahan berhala dengan membawa sebuah kapak. Ibrahim mendapati berhala-berhala tersebut telah disusun sesuai aturan yang berlaku pada saat itu. Di tangan berhala-berhala tersebut terdapat berbagai makanan. Ibrahim berkata, “Apakah kamu tidak makan?Kenapa kamu tidak menjawab?Ibrahim segera bertindak menghancurkan berhala-berhala itu dengan tangan kanannya.”(37:91-93). Nabi Ibrahim telah memusnahkan semua berhala di situ dan hanya meninggalkan satu berhala yang paling besar. Kemudian, Ibrahim A.S meletakkan kapak yang digunakannya tadi di tangan berhala tersebut.
Ketika kaum Nabi Ibrahim sampai di lokasi perayaan, mereka sangat terkejut melihat berhala-berhala mereka hancur. Mereka bertanya-tanya siapakah yang berani menghancurkan berhala-berhala tersebut. Kebetulan terdapat beberapa orang yang pernah mendengar Nabi Ibrahim sering menghina berhala. Mereka menuntut agar Nabi Ibrahim ditangkap dan diinterogasi di hadapan khalayak ramai. Setelah semua orang ramai berkumpul dan Ibrahim di bawa ke hadapan mereka, kaumnya bertanya : “Ibrahim! Engkaukah yang menghancurkan tuhan-tuhan kami? Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika ia dapat berkata-kata.”(21:62-63)
Jawaban Nabi Ibrahim telah membuatkan kaumnya menyedari kelemahan berhala sesembahan mereka. Kemudian khalayak ramai mulai resah dan mereka terus berkata, “Engkau telah tahu bahwa patung itu tidak dapat berbicara dan menjawab. Mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?” Ibrahim dengan segera menjawab, “Kalau begitu kenapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan mudarat sedikitpun bagimu?Ah! Celakalah kamu. Bagaimana kamu menyembah selain Allah, apakah kamu tidak berakal?”(21:66-67)
Jawaban Nabi Ibrahim itu membuat orang ramai dan para pembesar marah dan terhina. Mereka tidak tahu bagaimana untuk menyangkal hujjah (argumentasi) Nabi Ibrahim. Untuk menutup kelemahan mereka, Nabi Ibrahim telah dijatuhkan hukuman dibakar di dalam unggun api. “Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhanmu kalau kamu benar-benar ingin bertindak.”(21:68)
Maka orang-orangpun segera mengumpulkan sebanyak-banyaknya kayu bakar dengan tujuan untuk membakar Ibrahim. Kayu-kayu tersebut dikumpulkan di suatu tempat dan api pun dinyalakan. Api terus menjulang tinggi dan menyala dengan dahsyat. Dikatakan bahwa sebelum kejadian ini, tidak pernah ada api unggun sebesar itu. Nabi Ibrahim diletakkan di atas pelontar batu dan dilemparkan ke dalam api tersebut. Ibrahim A.S menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan berdoa agar diselamatkan dari kekejaman kaumnya. Ketika itu Allah berfirman kepada api, “Wahai api! Jadilah kamu sejuk dan berikan keselamatan kepada Ibrahim.” Sehingga ketika Nabi Ibrahim berada di dalam unggun api tersebut, api telah menjadi sejuk dan Ibrahim A.S terselamatkan daripadanya.
Selepas terselamatkan daripada api unggun tersebut, Nabi Ibrahim terus berdakwah kepada kaumnya dan termasuk kepada bapak beliau. Bapak Nabi Ibrahim adalah seorang pengukir berhala dan Nabi Ibrahim ingin mengajak beliau beriman. Sayangnya, bapak Nabi Ibrahim tetap enggan beriman kepada Allah. Selain itu, ia khawatir bahwa bisnisnya akan gulung tikar. Nabi Ibrahim tidak berputus asa dalam usaha dakwahnya dan terus menyeru semua orang untuk menyembah Allah yang satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar