Setelah Iblis bersumpah akan benar-benar menyesatkan keturunan Adam, Iblis menggoda Adam dan berbicara :
“Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa ?” (Thaaha 120)
Dan dalam surah lain iblis berkata :
“Tuhan kalian berdua tidak melarang kalian mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga). Sesungguhnya aku adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kalian berdua” (Al A’raf 20-22)
Maka syaitan membujuk keduanya untuk memakan buah khuldi yang terlarang. kemudian yang terjadi adalah seperti firman-Nya :
“Maka keduanya memakan buah dari pohon tersebut, lalu nampaklah oleh keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga.” (Thaaha 21)
kemudian Allah menyeru mereka,
“Bukankah Aku telah melarang kalian berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepada kalian, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian berdua.” Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (Al A’raf 22-23)
Allah berfirman, “Turunlah kalian, sebagian kalian menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kalian mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” (Al A’raf 24)
Al Hakim, Imam Baihaqi, dan Ibnu Asakir meriwayatkan, Rasulullah S.A.W pernah bersabda:
Setelah melakukan kesalahan, Adam berkata, “Ya Tuhanku, aku memohon kepada-Mu dengan hak Muhammad, maka Engkau pasti akan mengampuniku.” Allah bertanya, “Bagaimana kamu mengetahui Muhammad sedang aku belum menciptakannya ?”
Adam bertutur, “Ya Tuhanku, karena Engkau telah menciptakan aku dengan tangan-Mu sendiri, dan meniupkan pada diriku roh-Mu, serta mengangkat kepalaku sehingga aku melihat pada tiang-tiang ‘Arsy tertulis: Laa ilaaha Illallahu Muhammad Rasulullah. Sehingga aku mengetahui bahwa Engkau tidak mempersandingkan seseorang pada nama-Mu melainkan orang yang paling Engkau cintai.”
Allah pun berkata, “Engkau benar, hai Adam. Sesungguhnya ia (Muhammad) adalah orang yang paling Aku cintai. Dan jika engkau meminta kepada-Ku dengan haknya, maka pasti aku akan mengampunimu. Dan kalau bukan karena Muhammad, niscaya Aku tidak akan menciptakanmu.”
Imam Baihaqi mengatakan, hadits tersebut diriwayatkan sendiri oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari sisi ini, dan ia berstatus dha’if. Wallahualam
kisah tersebut sama seperti firman Allah S.W.T :
“Dan Adam durhaka kepada Tuhan serta sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya, maka Dia menerima taubatnya dan memberikan petunjuk kepadanya.” (Thaaha 121-122)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar