Selasa, 13 Maret 2012

Kisah Nabi Hud A.S


Nabi Hud mempunyai nama lengkap Hud bin Shalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh ‘alaihissalam. Ia berasal dari sebuah kabilah yang diberi nama Aad bin Aush bin Sam bin Nuh. Mereka itu adalah bangsa Arab yang tinggal di bukit-bukit pasir yang terletak di sebelah kanan antara Aman dan Hadramauit. Yaitu sebuah daerah yang menjorok ke laut yang diberi nama “Al Syahr,” dan mereka mempunyai sebuah lembah yang diberi nama Mughits.
Kaum Aad adalah penyembah berhala yang mereka beri nama Shamad, Shamud dan Hira. Mereka adalah kaum yang benar-benar kafir dan ingkar. Kemudian Allah ta’ala mengutus Hud A.S menyeru mereka ke jalan Allah dan mengajak untuk senantiasa mengesakan-Nya serta ikhlas menyembah-Nya. Namun mereka mendustakan dan menentangnya.
Hud berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kalian selain Dia. Maka mengapa kalian tidak bertakwa kepada-Nya?”
Para pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar memandangmu dalam keadaan kekurangan akal dan sesungguhnya kami menganggapmu termasuk orang-orang yang berdusta.”
Hud berkata: “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagi kalian.”
Hud juga berkata: “Apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa jika datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian yang dibawa oleh seorang laki-laki diantara kalian untuk memberi peringatan kepada kalian? Dan ingatlah kalian pada waktu Allah menjadikan kalian sebagai para pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakan kalian (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kalian mendapat keberuntungan.”
Mereka berkata,” Apakah kamu datang kepada kami agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.”
Ia berkata, “sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kalian hendak membantahku tentang nama-nama (berhala) yang kalian dan nenek moyang kalian menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu? Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kalian.”
Kemudian yang terjadi setelah itu adalah sesuai dengan firman Allah S.W.T : “Adapun kaum ‘Aad, maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata, ‘Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?’ Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? Dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda kekuatan Kami. Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang naas, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat itu lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.” (Fushshilat 15-16)
Akhirnya, awan tebal datang kepada kaum Aad. Mereka merasa sangat gembira kerana menyangka awan tersebut akan membawa hujan yang telah lama mereka nantikan. Akan tetapi, mereka tidak tahu bahwa awan gelap itu adalah pertanda awal kehancuran mereka. Allah telah mengirimkan awan tersebut untuk menurunkan azab kepada kaum nabi Hud.
Angin puting beliung yang sangat kencang dan dahsyat diturunkan kepada kaum Aad. Angin tersebut menghempas dan menghancurkan kaum Aad selama delapan hari dan tujuh malam tanpa henti. Mereka berlarian menyelamatkan diri dengan bersembunyi di dalam gua-gua di bawah gunung. Malangnya, tidak seorangpun yang terselamat. Semua bangunan dan rumah yang mereka banggakan selama ini ikut hancur. Kejadian ini seperti Firman Allah di dalam surah Adz-Dzariyat ayat 42, “angin itu tidak membiarkan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.”
Namun, Nabi Hud A.S berada di suatu tempat bersama orang-orang mukmin, dan tidak sedikitpun tertimpa bencana tersebut.
Begitulah kesudahan yang hina bagi kaum ‘Aad yang takabur dengan harta kekayaan mereka dan enggan bersyukur kepada Allah. Sebagai balasan atas kesombongan mereka, Allah turunkan azab yang telah menghancurkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar