Selasa, 13 Maret 2012

Kisah Penyembelihan Ismail A.S


Allah S.W.T menceritakan tentang kekasih-Nya, Ibrahim A.S, yaitu setelah Ibrahim hijrah dari negeri kaumnya. Ibrahim meminta kepada Allah agar mengaruniakan kepadanya seorang anak yang shalih. Maka Allah pun memberikan kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sabar, yaitu Ismail A.S. Ia adalah putera pertamanya yang lahir pada saat Ibrahim berusia 86 tahun.
Firman Allah S.W.T , “Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama Ibrahim,” yaitu sudah semakin besar dan mampu berusaha memenuhi kepentingannya sebagaimana halnya ayahnya.
Pada saat itulah Ibrahim bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih Ismail. Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan “Mimpi para nabi itu adalah wahyu.”
Hal ini merupakan ujian dari Allah untuk kekasih-Nya Ibrahim A.S. Kemudian Ibrahim menjelaskan hal itu kepada puteranya. “Ibrahim berkata, Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” (Al Shaffaat 102)
Maka Ismail menjawab, “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah, engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang-orang yang sabar.” Yang demikian itu merupakan jawaban yang benar-benar wujud ketaatan seorang anak kepada orang tua dan juga Tuhannya.
Allah berfirman, “Ketika keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya.”
Kemudian Ibrahim menggoreskan pedangnya pada leher anaknya. Pada saat itu, Allah berfirman: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.” artinya, maksud dari ujianmu ini telah tercapai. Dan engkau telah dengan segera memenuhi perintah Tuhanmu, serta engkau ikhlaskan anakmu sebagai korban, sebagaimana engkau juga telah memperkenankan badanmu disentuh api, dan sebagaimana kekayaanmu telah engkau keluarkan untuk dua tamu. Oleh karena itu Allah berfirman : “Sesungguhnya yang demikian ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (Al Shaffat 106)
Dan firman-Nya, “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” Maksudnya, Allah mengganti penyembelihan puteranya dengan sesuatu yang lebih mudah baginya.
Maka dengan hal ini, Ibrahim dan Ismail A.S telah membuktikan kesabarannya sebagai Nabi Allah S.W.T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar